Rabu, 18 November 2015

Peran Islam dalam Kehidupan Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sains dan Ilmu Pengetahuan

Peran Islam dalam Kehidupan Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sains dan Ilmu Pengetahuan

Dunia Barat mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang telah diraih selama berabad-abad merupakan akibat langsung dari terpisahnya agama dari kehidupan praktis manusia dengan konsep pemisahan antara gereja dengan negara. Sepanjang sejarah Eropa, kekuatan gereja telah banyak menindas dan memperlakukan rakyat dengan semena-mena, sehingga tidak ada sedikit pun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berhasil diraih. Oleh karena itu, agama dianggap tidak praktis, tidak fleksibel, dan penuh dengan pertentangan sehingga dipandang sebagai penghambat perkembangan dan kemajuan manusia.

Namun, hal ini berbeda dengan kenyataan yang dialami oleh umat Islam terdahulu. Sejarah mencatat bahwa mereka telah mengukir zaman keemasannya dengan terang dan gemilang. Pada abad ke-10, kemajuan sains dan teknologi serta peradaban telah mencapai puncak kemajuan dan perkembangannya. Pada abad itu pusat-pusat perkembangan sains telah muncul di berbagai tempat. Ada tiga tempat yang dapat memicu perkembangan sains yang sangat gemilang, yaitu Timur Tengah Mesir, Pantai Utara Afrika, dan Andalusia. Saat itu dunia Islam memiliki gaya hidup khas yang lebih superior daripada dunia Barat. Baghdad, ibu kota Khilafah Abbasiyah yang tetap merupakan kota terbesar dan merupakan kosmopolitan yang menjadi perantara antara dunia Mediterania dan Hindu-Cina di Timur.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Islam tersebut antara lain karena adanya definisi yang jelas tentang ilmu pengetahuan (science). Islam membedakan dua wilayah bahasan yang berkaitan dengan pengetahuan. Wilayah pertama berkaitan dengan urusan-urusan kemanusiaan yang mencakup politik, sosial, ekonomi, hukum, peribadahan, dan lainnya. Wilayah kedua berkaitan dengan ilmu pengetahuan murni.

Pada wilayah pertama, pengetahuan harus bersumber dari wahyu (kitab suci Allah). Wahyu menyuruh dan memerintahkan seluruh umat Islam untuk mengembalikan seluruh persoalan hanya kepada Allah (Al- Qur’an). Ada pun wilayah kedua bersifat terbuka, yaitu yang berkaitan dengan ilmu murni (pure science), yang dihasilkan dari hasil olah pemikiran dan pemahaman manusia terhadap alam semesta. Ilmu pengetahuan ini tidak berkaitan dengan pandangan hidup seseorang, baik kapitalisme, Budhaisme, Kristianisme, maupun Islamisme.

Dengan pembagian dan definisi tersebut, umat Islam pada masa pemerintahannya di masa silam mampu meraih kemajuan dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang ada masa itu, bahkan mampu menjadi pionir dalam mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang baru.

Kalau dunia Barat mengembuskan ideologinya bahwa kemajuan sains yang telah diraihnya selama berabad-abad merupakan akibat dari memisahkan agama dari kehidupan duniawi, bahkan membuang agama, kecuali hanya sebagai ritual belaka. Sementara itu sains dan teknologi yang diraih kaum muslimin berada dalam naungan negara yang menerapkan perundang-undangan hukum Islam secara keseluruhan. Keamanan negara dan eksistensi perundang-undangannya dijaga sendiri oleh kaum muslimin tanpa melibatkan negara lain. Hubungan luar negeri dengan negara-negara non-islam tidak sampai menjual kedaulatannya. Baik militer, ekonomi, politik, budaya, dan cara pandang negaranya yang benar-benar telah inheren Islami.

Mengapa dunia Islam sekarang ini sangat mundur, bahkan terpuruk dalam segala bidang kehidupan, termasuk sains? Keadaan yang mengkhawatirkan ini merupakan akibat langsung dari umat Islam yang meninggalkan agamanya dalam mengatur seluruh kehidupannya, terutama dalam bernegara. Undang-undang negara, hukum, dan cara pandang yang berlaku di negeri-negeri Islam saat ini diambil dari faham ideologi sekuler dan sosialis komunis.

Juga dapat dipahami bahwa mundurnya sains dan teknologi pada dunia Islam merupakan akibat dari praktik yang salah dalam pemahaman dan penerapan Islam. Kajian dan penguasaan bahasa Arab yang menjadi kunci keilmuan Islam, dibiarkan menurun sehingga meninggalkan ijtihad dan pada saat yang sama, pintu misionaris, invasi budaya, dan politik dari Barat dibuka leebar-lebar. Pada gilirannya, umat Islam tidak lagi mampu menjaga superioritas negaranya terhadap serangan yang datang bertubi-tubi dari kafir Barat tersebut.

Oleh karena itu, stagnasi sains dan teknologi seperti yang terjadi saat ini hanya dapat dihentikan dengan menggunakan hukum Islam sebgai sistem kehidupan atau ideologi. Sebab, tidak ada satu negara pun yang dapat maju, baik dalam bidang sains, teknologi maupun bidang lainnya, jika tidak mengambil ideologi yang diberlakukan secara utuh.

Satu-satunya cara agar kaum muslimin mengulangi kedudukannya sebagai pemimpin dunia dalam bidang sains, teknologi, dan bidang lainnya dengan cara memegang Islam secara komprehensif dan menetapkan sebuah ideologi yang dianut dan diterapkan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bernegara121.

Dalam Bidang Ekonomi

Hal itu tidaklah tepat, karena Islam dapat berperan dalam bidang ekonomi secara jelas dan nyata yang dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
Dalam Islam dikenal istilah muamalah yang mempunyai cakupan luas dan fleksibel, muamalah tidak membeda-bedakan antara muslim dan non muslim. Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita.

sifat muamalah ini dimungkinkan karena Islam mengenal hal yang diistilahkan sebagai tsawabit wa mutaghayyirat (principles and variables). Dalam bidang ekonomi misalnya, yang merupakan prinsip adalah larangan riba, sistem bagi hasil, pengambilan keuntungan, pengenaan zakat, dan lain-lain. Adapun contoh variable adalah instrumen-instrumen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, diantara aplikasi prinsip jual beli adalah modal kerja, penerapan asas mudharabah dalam investasi.

Dalam Bidang Sains

Islam melalui Al-Qur’an telah memotivasi seluruh umat islam untuk berfikir dan merenungkan alam semesta ini untuk mengenal kebesaran Tuhan,sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 164 yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda (ke-Esaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
Disamping ayat-ayat diatas masih banyak lagi perintah Tuhan untuk merenungkan alam semesta ini, sehingga lahirlah ilmuwan-imuwan muslim saat itu yang telah meletakan dasar-dasar perkembangan sains saat ini.
Beberapa Ilmuwan muslim yang telah menyumbangkan pemikiran dan penemuannya dalam perkembangan sains diantaranya (dalam bidang astronami saja) adalah :
1. Al-Farghani
Hasilpenelitian Al-Farghani di bidang astronomi ditulisnya dalam berbagai buku diantaranya HARAKAT AS-SAMAWIYAH WA JAWAMI ILM AN-NUJUM (Asas-Asas Ilmu Bintang) adalah salah satu karya utamanya yang berisi kajian bintang-bintang yang sangat berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa. Walaupun dalam bukunya Beliau mengadopsi sejumlah teori Ptolomaeus tetapi ia mengembangkannya lebih lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Karena sangat pentingnya karya bagi orang-orang Eropa maka karya tersebut banyak diterjemahkan kedalam bahasa inggris dan judulnyapun berubah menjadi “The element of Astronomi”. Pada tahun 1135 buku ini diterjemahkan dalam bahasa latin oleh John Seville dan kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460.
2. Al-Battani
Hasil penemuan Albattani yang penting bagi dunia adalah penemuan tentang waktu revolusi bumi terhadap matahari yaitu 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Angka ini mendekati angka yang dihasilkan dari penelitian modern dengan menggunakan alat yang lebih akurat. Penemuan lain yang takkalah mengagumkannya adalah penemuan garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan Ptolomeaus beberapa abad sebelumnya. Ia dianggap Guru bagi orang-orang Eropa karena banyakmemperkenalkan terminology astronomi yang berasal dari bahas Arab, seperti Azimuth, Zenith dan nadir.
3. Jabir Bin Aflah
Jabir pernah menulis buku yang mengoreksi tentang kesalaha teori Ptolomeaus yang berjudulKitab Al-Hay’a (The Book of Astronomi),selain itu Kitab ini juga berisi tentang Trigonometri, pada bagian Trigonometri Sferis,Jabir menggunakan Rule of The Four Magnetudes atau Aturan Empat Besaran sebagai landasan untuk turunan rumusnya. Beliau juga menambahkan satu rumus utama untuk menghitung sudut segi tiga yaitu Cos A = Cos a Sin B. Fungsi trigonometri (sinus cosinus) ia perkenalkan juga pada Geometri Bidang. Karya Jabir telah diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona, sebelum kemudian diterbitka oleh Fetrus Apianus di Nuremberg,Jerman tahun 1534.
4. Ibnu Yunus
Ibnu Yunus adalah penemu bandu (ayunan) yang berguna untuk mengetahui detik-detik waktu ketika seseorang sedang meneropong benda-benda angkasa. Karya Ibnu Yunus ini telah dikenal eman abad sebelum Galileo Galilei menemukan pendulum (1564-1642).Ibnu Yunus juga menemukan Rubu Berlubang (Gunners Quadrant) sebuah alat untuk mengukur gerak bintang. Ibnu Yunus juga menulis buku dengan judul “ Az-Zij Al-Kabir Al-Hakim atau Zij Ibnu Yunus” yang kini lebih dikenaldengan nama “Hakemite Astronomical Table”. Dikemudian hari buku ini diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan diterbitkan di sejumlah Negara. Oleh Umar Khayyam buku ini dibawanya ke Persia, Nashiruddin Thusi sang ahli astronomi membanwanya ke Mongol, Pada tahun 1280 Co Cheon King membawa buku ini ke daratan China.
Disamping empat Ilmuwan muslim di atas masih banyak lagi Ilmuwan-Ilmuwan Muslim lainya yang menyumbangkan karyanya dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan (sains), ilmu yang berkembang sekarang tidak lain adalah pengembangan dari dasar-dasar keilmuwan yang sebelumnya telah diletakkan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim.
Perkembangan sains dalam dunia Islam mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan setelah Imam Al-Ghazali memisahkan antara ilmu agama sebagai ilmu wajib dan ilmu-ilmu umum sebagai ilmu sunnah. Dengan demikian masyarakat islam lebih mengejar ilmu agama yang berfisat wajib tadi ketimbang ilmu-ilmu umum, inilah yang menjadi titik balik kemunduran umat islam. Demikian pula berkembangnya tasawuf telah memalingkan umat islam pada kesalehan individu dengan meninggalkan persoalan keduniawian. Dikotomi Antara agama dan ilmu sangat terasa di Indonesia yaitu dengan adanya dua Departemen yang masinyang masing-masing membawahi dunia pendidikan yaitu Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, yang masing masing memiliki corak pendidikan yang berbeda misalnya ditingkat dasar terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Desar (SD) sampai pada tingkat Perguruan Tinggi Terdapat IAIN dan STAIN yang memprioritaskan kajian-kajian agama sedangkan Keilmuan umum dikembangkan diperguruan Tinggi Umum.
Perkembangan sains dalam dunia islam menuju dua arah yaitu ke Barat dengan di bawa oleh Ibnu Rusyd dengan rasionalismenya dan bergerak ke Timur dengan dibawa oleh Imam Al-Ghazali dengan tasawufnya. Pengaruh dibarat sangat pesat sehingga mampu membuka rahasia-rahasia alam semesta, namun sangat disayangkan karena dalam perkembangannya sains telah meninggalkan agama bahkan ingin menggantikan padangan agama dengan pandangan sains. Begitu juga di Timur pengaruh tasawuf Al-Ghazali sangat kuat karena seiring dengan pandangan bangsa Timur. Sekalipun keduanya sama-sama berkembang dengan pesat tetapi membawa corak yang berbeda, di barat lebih menekankan pada pembacaan alam semesta (konteks) yang memungkinkan ilmu-ilmu empiris berkembang, sedangkan di timur lebih menekankan pada pembacaan teks yang memungkinkan untuk berkembangnya ilmu-ilmu spiritual/agama. Tetapi pemahaman teks yang berbeda juga berakibat konflik sosial keagamaan dan tidak berkembangnya sains modern. Dengan mandulnya perkembangan sains modern saat ini di dunia islam sekan menghapus peradapan islam masa lalu sebagai peletak pondasi sains saat ini. Dunia islam seakan tertinggal dalam bidang sains modern, dengan ketidakmampuan masyarakat muslim untuk melahirkan sains modern saat ini.
Tetapi kenyataan yang tidak boleh terlupakan oleh dunia Barat yaitu sains barat sebenarnya adalah sains islam yang dikirim kembali ke dunia islam, aneh memang terasa, tapi kenyataan seperti itu. Banyak teori teori sekarang yang pencetusnya adalah orang barat, walaupun dimasa lalu barat bukan apa-apa jika dibandingkan dengan dunia islam, namun sekarang terbalik.
Bukti apabila dunia islam sangat berperan dalam perkembangan sains barat adalah pernyataan Peter Davies: “peradapan Arab telah memberi kontribusi yang mendalam kepada peradapan Eropa, dan kenyataan ini dengan amat jelas dicerminkan dalam banyak kata-kata penting yang dipinjam dari bahasa Arab. Kebanyakan tidak datang langsung ke bahasa inggris tetapi dipinjam melalui bahasa Turki, Itali, Spayol dan Perancis”.
Perkembangan sains barat sudah sangat jauh dari sentuhan agama, para kreatornya telah menafikan Tuhan dalam penciptaan Alam semesta (baca di pemberontakan pada Tuhan Pencipta Alam Semesta) ini sangatlah bertentangan dengan Kitab Suci, Al-Qur’an dengan ayat-ayatnya mengharapkan agar manusia merenungkan Alam semesta untuk mengenal kekuasaan Tuhan. Walaupun Al-Qur’an bukanlah Kitab Sains, setidaknya informasi tentang Alam Semesta tersirat didalamnya, ini karena Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia, pentunjuk untuk apa? Untuk apa saja, karena Al-Qur’an adalah Kitab yang sempurna.
Sekalipun Sains modern sekarang sedang menuju “DEISME”. Namun kita sebagai orang islam mestinya juga menggeluti bidang sains modern tanpa bimbang dan ragu-ragu lagi, apa lagi takut masuk neraka hanya karena belajar sains modern, kita harus kembali membawa pandangan sains yang telah tersesat kedalam pandangan agama, agar sains juga menuntun manusia untuk mengenal Tuhan, karena pada hakekatnya seluruh ciptaan telah tunduk pada kehendakNya, dalam surat Al-Rum ayat 26, Tuhan berfirman yang artinya : “ Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada dilangit dan di bumi semua hanya kepadaNya tunduk”.
Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan member I kelapangan untukmu. Dan bila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujadilah : 11)
Tanpa sains,kita tidak akan mampu mengelola sumber daya alam yang umumnya sangat melimpah di negeri-negri muslim. Tanpa sains kita akan bergantung pada Negara lain yang akhirnya kita akan di dekte dan dipermainkan dan menjadi bangsa konsumen, yang akhirnya menjadi bangsa buruh.
Di masa kini, kita telah mengetahuai banyak tentang perkembangan teknologi, alat  – alat yang canggih, semakin canggihnya dunia maka perbedaan diantara manusia semakin terlihat, maka harus semakin kuatlah keimanan sesorang supaya tidak terjebak.
Dalam hal ini, ajaran islam juga ikut kuat mendorong dan menuntun perkemangan sains dan teknologi itu. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah Khalifah di muka bumi in, kholifah untuk dirinya sendiri, kholifah untuk keluarganya, kholifah unutk masyarakat dan kholifah unnutk lingkungannya ( makhluk hidup lain) yang memikul tugas pokok sebagai hamba Allah yang wajib beribadah hanya kepada-Nya. Artinya bahwa segala bentk dan hasil sains dan ekplorasi alam itu tetap dalam kerangka untuk mendekatkan diri dan bertakwa kepada Allah, sehingga hasil dari seluruh pencapaian itu tidak kehilangan nilai transendensinya terhadap Tuhan, sebab pa, untuk meningktkan manusia bahwa apa-apa yang di lakukan dan dicapainya semata-mata karena ijin dan kehendak Allah berdasrkan usaha kita. Allah berfirman dalam surat Alkahfi ayat 7 yang artinya “ sungguh kami telah menjadikan apa-apa yang di atas bummi itu sebagai perhiaasan baginya, agar kami menguji mereka- manusia. Siapakah yang paling baik amalnya” jadi dari ayat dan pengertian di atas dapat kita tarik suatu benang merah yang dapat disederhanakan bahwa sains dan teknologi bukan tujuan hakiki dari hidup manusia dibumi ini, tetapi hanyalah alat yang sangat berguna unutk melancarkan dan meningkatkan ibadah kita kepad Allah SWT. Adapun tujuan hakiki dari hidup manusia adalah mencapai derajat takwa di sisi Allah, sehingga pada akhhirya memperoleh kebahagian yang kekal abadi di sisi-Nya pada yaumul akhir, oleh karena itu menurut saya  sendiri, bahwa kesuksesan di dunia ini hanyalah sandiwara. Manusia yang berhasil mencapai mimpinya belumlah sukses karena sukses yang sejati adalah pertmuan denga Allah SWT.


Sumber :
http://porseni17.blogspot.co.id/2010/10/peran-islam-dalam-perkembangan-ilmu.html

http://bayusetiaji28.blogspot.co.id/2011/05/sekilas-peranan-islam-dalam-bidang.html

Sejarah Perkembangan Islam di Dunia

Sejarah Perkembangan Islam di Dunia
Di bawah ini adalah salah satu foto sejarah perkembangan Islam di dunia, ini adalah gunung yang  pada tahun 91 Hijriah atau 710 Masehi, Tariq bin Ziyad membakar kapal yang membawanya beserta pasukannya menuju Andalusia atau Spanyol. ”Sekarang pilihan kita hanya maju berjuang atau mundur tenggelam ke laut.” Sejak saat itu, Islam masuk ke Benua Eropa dan memperkenalkan peradaban yang tinggi di sana.
Gibraltar
Meskipun setiap nabi adalah bersaudara dan membawa risalah yang sama, Nabi Muhammad saw. memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh nabi lain. Kekhususan itu adalah kenyataan bahwa risalah yang dibawa Rasulullah saw. tidak terbatas untuk bangsa Arab semata, tetapi kepada seluruh manusia sejak masanya diutus hingga nanti akhir zaman. Hal ini menyebabkan risalah Nabi Muhammad saw. tetap berlaku meskipun beliau sudah wafat 1.400 tahun yang lalu.

Semenjak awal Islam didakwahkan, semangat untuk membumikan Islam tetap terasa. Pada masa Rasulullah saw. penyebaran Islam telah jauh menyeberang wilayah yang beliau kuasai. Sebelum Islam diterima dengan baik oleh warga Mekah, dakwah Islam telah menyeberang sampai ke Habsyah yang saat ini kita kenal sebagai negara Etiopia. Pada saat kaum muslimin menderita tekanan yang luar biasa dari kekejaman orang-orang kafir Quraisy, mereka menyeberangi laut dan mengungsi ke Habsyah. Dengan kedatangan delegasi kaum muslimin ini Islam mulai dikenal oleh dunia luar Jazirah Arab. Bahkan, dakwah yang dilakukan dalam pengungsian itu telah mengetuk hati Raja Najasy (Negus) yang memimpin Habsyah. Najasy memeluk Islam di hadapan Ja’far Abu Thalib. Inilah salah satu tonggak penyebaran Islam di seluruh dunia.
Islam dimulai dengan ajaran Muhammad saw., di tempat kelahirannya Mekkah; sifat-sifat yang menjadi ciri agama baru ini dikembangkan setelah beliau pindah ke Madinah dalam tahun 622 M. Sebelumnya beliau wafat sepuluh tahun kemudian, telah jelaslah sudah bahwa Islam bukannya semata-mata merupakan suatu badan kepercayaan agama pribadi, akan tetapi Islam meliputi pembinaan suatu masyarakat merdeka, dengan sistem sendiri tentang pemerintahan, hukum, dan Lembaga Generasi Muslimin pertama, telah menginsafi bahwa Hijrah adalah satu titik perubahan penting dalam sejarah. Merekalah yang menetapkan tahun 622 M sebagai permulaan takwin Islam baru.
Dengan pemerintah yang kuat, cerdas, dan satu kepercayaan yang menggelorakan semangat penganut-penganut dan tentara-tentara dalam waktu yang tidak lama, masyarakat baru ini menguasai seluruh Arabia Barat dan mencari dunia baru untuk ditundukkan.
Setelah sedikit kemunduran pada wafat Muhammad saw., gelombang penaklukan bergerak dengan cepat di Arabia bagian Utara dan Timur, berani menyerang kubu-kubu pertahanan di perbatasan kerajaan Romawi Timur di Syirq al-Ardun dan kerajaan Persia di Irak. Selatan. Angkatan-angkatan perang kedua kerajaan raksasa ini –karena perang tidak henti-hentinya– telah kehabisan kekuatan, dikalahkan satu-persatu dalam suatu rangkaian operasi cepat dan cemerlang. Dalam waktu enam tahun sesudah Muhammad saw. wafat, seluruh Siria dan Irak diharuskan membayar upeti kepada Madinah, dan empat tahun kemudian Mesir digabungkan pada kerajaan Islam baru.
Kemenangan-kemenangan yang mengagumkan tadi, mendahului kemenangan yang lebih besar lagi akan membawa orang Arab dalam waktu kurang dari satu abad ke Maroko, Spanyol, Perancis, pintu-pintu kota Konstantinopel, jauh ke Asia Tengah sampai ke Sungai Indus, membuktikan sifat Islam sebagai suatu kepercayaan kuat, insaf akan harga diri, dan jaya. Sifat ini mengakibatkan pendirian yang tidak kenal menyerah dan memusuhi segala yang ada diluarnya, tetapi menunjukkan toleransi, kesabaran hati yang luas dalam pelbagai masyarakat, keseganan menuntut orang dari golongan lain, dan kebesaran hati mereka dalam waktu kegelapan.
Pada tahun 660 M. ibu kota Kerajaan Arab dipindahkan ke Damsyik, tempat kedudukan baru Khalifah Bani Umayah. Sedangkan Madinah tetap merupakan pusat pelajaran agama Islam; pemerintah dan kehidupan umum kerajaan dipengaruhi oleh adat-istiadat Yunani Rumawi Timur. Tingkat pertama saling pengaruh-mempengaruhi dengan peradaban yang lebih tua ini tidak hanya dilambangkan dengan dua buah monumen, yang indah sekali dari zaman Bani Umayahh ialah Mesjid Raya di Damsyik dan Mesjid Al-Aqsa di Darusalam, akan tetapi kemunculan tiba-tiba cara aliran-aliran baru dan pendapat yang berlawanan dengan paham resmi di “propinsi-propinsi baru.” Akibat paling akhir dari pertumbuhan demikian ialah perpecahan antara lembaga-lembaga agama dan duniawi dalam masyarakat Islam. Pembelahan ini merusakkan azas duniawi Bani Umayah, dan ditambah dengan rasa ketidakpuasan para warga negara bukan Arab, dan pecah perang saudara diantara suku, Arab, menyebabkan jatuhnya tahun 750 M.
Dalam pada itu, perselisihan tadi menjelaskan bahwa dalam abad yang lampau sejak wafat Muhammad saw. kebudayaan agama Islam telah mengalami perkembangan dan konsolidasi yang luar biasa, baik, di dalam maupun di luar Arabia. Seorang guru agama di satu pihak menunjukkan perkembangan kebatinan pada tingkat tertinggi. Ia menyatakan inti sari yang penting dan menghidupkan itu dengan kepribadiannya dan keyakinannya sehingga tampak pada penganutnya sebagai wahyu kebenaran baru..
Itulah sumbangan asasi yang menentukan dari orang Arab terhadap kebudayaan Islam baru. Terhadap peradaban materiil sokongan mereka sedikit. Kemajuan materiil baru mulai; dengan cemerlang setelah Bani Abbas menggantikan Bani Umayah sebagai khalifah, dan mendirikan ibu kotanya yang baru di Baghdad dalam tahun 762 M. Masa pertama dari penaklukan wilayah luar Arabia telah lampau, disusul oleh masa perluasan ke dalam. Abad kesembilan dan kesepuluh Masehi menyaksikan puncak kemajuan peradaban Islam yang luas dan usaha-usaha yang berhasil. Kerajinan, perdagangan, kesenian bangunan, dan beberapa kesenian yang kurang penting, berkembang dengan subur waktu Persia, Mesopotamia, Siria, dan Mesir, memberikan sokongan mereka dalam usaha serentak.
Kegiatan-kegiatan baru ini menumbuhkan kehidupan intelektual. Sedang ilmu pengetahuan agama berkembang pada beberapa pusat baru terbesar dari Samarqand sampai ke Afrika Utara dan Spanyol, kesusasteraan dan pikiran dengan menggunakan sumber-sumber Yunani, Persia, dan juga India, melebar ke jurusan baru, seringkali bebas dari tradisi Islam dan banyak sedikitnya memberontak terhadap kepicikan dan kesempatan sistem kuno. Dengan dorongan perluasan kaki langit alamiah, kecerdasan pikiran, keduniawian, dan kerohanian, saling pengaruh mempengaruhi dengan hebatnya.
Sukarlah untuk menyatakan dengan singkat usaha-usaha bidang intelektual yang bermacam-macam dalam zaman tersebut. “Ilmu pengetahuan Islam” yang lain seperti sejarah dan ilmu bahasa, melebar hingga meliputi sejarah duniawi dan kesusasteraan. Ilmu kedokteran dan ilmu pasti Yunani disediakan dalam perpustakaan buku-buku terjemahan dan dikembangkan oleh sarjana Persia dan Arab, khusus ilmu Aljabar, ilmu ukur segitiga, dan ilmu optik (penglihatan). Ilmu bumi –barangkali yang boleh diumpamakan barometer kebudayaan yang paling cermat– berkembang pada seluruh cabangnya, di bidang politik, organik, matematik, astronomik, ilmu alam, dan pesiar, meluas demikian jauh hingga meliputi negara-negara dan peradaban bangsa yang jauh letak kediamannya.
Ilmu pengetahuan baru tersebut, boleh dikatakan hanya mengenai jumbai-jumbai, pinggiran kebudayaan agama, pemasukan ilmu mantik, dan filsafat Yunani, mau tidak mau menumbuhkan perselisihan paham yang tajam dan pahit. Pertikaian ini memuncak dalam abad ketiga. Para pemimpin Islam melihat dasar-dasar kerohanian dibahayakan oleh keingkaran halus dan cerdik paham rasionalisme murni. Walaupun mereka akhirnya mengalahkan pelajaran yang berpengaruh Yunani, ilmu filsafat selalu tetap harus dicurigai dalam pandangan para alim ulama, biarpun ilmu tadi hanya dipelajari sebagai alat perbantahan dan pembahasan. Lebih berbahaya ialah akibat kemenangan yaitu pertumbuhan dalam kalangan ahli agama, semacam perasaan iri hati terhadap usaha para intelektual yang bercorak murni keduniawian ataupun yang memberanikan diri ke luar dari bidang pengawasan mereka.
Selain keutamaan segi intelektual dan fungsi dalam pelajaran, syariat ialah alat yang paling luas pengaruhnya dan paling tepat membentuk ketertiban sosial dan kehidupan masyarakat bagi bangsa-bangsa Islam. Oleh karena lengkapnya, maka syariat memberi tekanan yang tidak hentinya pada segala kegiatan pribadi dan sosial, dan mewujudkan suatu ukuran-baku yang harus dianut lebih lama, meskipun ada rintangan kebiasaan kuno dan adat-istiadat yang telah berlaku lama. Khusus suku nomad dan suku yang diam di pegunungan, berlawanan. Tambahan pula, syariat memberikan pernyataan praktis dalam memperjuangkan persatuan yang menjadi ciri Islam. Hukum tadi dalam segala pokok yang penting adalah seragam, walaupun pelbagai mazhab berbeda dalam beberapa pasal kecil. Pertumbuhan ini disebabkan karena cita-cita sosial dan cara hidup di seluruh dunia Islam dalam abad pertengahan menuju arah yang sama. Syariat lebih dalam mempengaruhi kehidupan hukum Rumawi; karena memiliki landasan agama dan ancaman hukuman Tuhan, maka syariat adalah pengatur rohani merupakan suara hati umat Islam dalam semua segi dan kegiatan kehidupannya.
Tugas hukum syariat ini bertambah besar artinya waktu kehidupan politik dunia Islam lebih lama menyimpang dari keinginan Muhammad saw. dan pengganti-pengganti beliau yaitu pemerintahan berdasarkan ketuhanan. Keruntuhan khalifah Bani Abbas dalam abad kesembilan dan kesepuluh Masehi membuka pintu tidak hanya bagi kehancuran politik, tetapi juga bagi perebutan kekuasaan kerajaan oleh pangeran-pangeran setempat dan gubernur militer, terbit dan tenggelamnya kerajaan-kerajaan yang berumur pendek, dan berkobarlah perang saudara. Bagaimanapun hebatnya kekuatan politik dan militer kerajaan Islam itu telah dilemahkan, gengsi moral hukum syariat lebih dijunjung dan dapat mengutuhkan serta mengukuhkan bentuk sosial Islam sepanjang pasang surut nasib politik Islam.
Pada akhir, abad kesepuluh Masehi, daerah Islam sedikit lebih luas dibandingkan pada tahun 750. Semenjak diciptakan suatu peradaban besar, memuncak kehidupan intelektual, kaya dan cerdas dalam bidang ekonomi, dipersatukan dengan kukuh oleh syariat yang dihormati; seluruhnya merupakan penjelmaan kekuasaan Islam rohani dan duniawi. Waktu kekuatan militernya berkurang, maka sebagaimana juga. terjadi dengan kerajaan Rumawi enam abad sebelumnya, kerajaan Islam berangsur-angsur dikuasai oleh bangsa-bangsa biadab dari luar perbatasannya; dan juga seperti kerajaan Rumawi, mengenakan pada bangsa biadab tadi agamanya, hukumnya, dan penghormatan terhadap peradabannya.
Bangsa-bangsa biadab itu ialah Turki yang berasal dari Asia Tengah. Tekanan ke arah Barat membawa orang Bulgar, Magiar, Kumari, Pecineg ke Rusia Selatan dan Eropa Timur, mendatangkan suku-suku lain ke Iran dan lebih ke Barat, ke Irak, dan Anatolia. Pekerjaan pengislaman telah dilakukan, waktu mereka masih diam di tempat asalnya di Asia Tengah; oleh karena itu, kerajaan Sultan Turki yang didirikan di Asia Barat mula-mula hanya membawakan sedikit perubahan yang tampak ke luar dalam kehidupan rumah tangga umat Islam. Akibat pertama adalah perluasan militer; ke arah Tenggara menuju India Utara, ke arah Barat Laut menuju Asia Kecil. Pada waktu yang sama, jauh di sebelah Barat, suku Berber nomad telah membawa Islam, ke tepi dunia Afrika Negro di daerah lembah Senegal dan Niger sedang buku-buku Arab nomad yang tidak diawasi lagi oleh kekuasaan khalifah yang terdahulu telah merusakkan dan melengahkan pusat peradaban yang telah didirikan oleh bangsanya sendiri sebelum di atas puing runtuhan Afrika Romawi dan Bizantium.
.Mulai abad kesebelas Masehi, ilmu Sufi mengerahkan kebaktian sebagian besar kegiatan kerohanian umat Islam, dan mendirikan suatu sumber pembaharuan kepribadian yang sanggup mempertahankan tenaga kebatinan selama abad-abad sesudahnya penuh dengan kemerosotan politik dan perekonomian.
Para ahli Sufi, baik sebagai penyiar perseorangan maupun (di kemudian hari) sebagai anggota dalam gabungan tarekat merupakan pemimpin dalam tugas mengislamkan orang penyembah berhala, yang tidak beragama, dan suku yang hanya tipis sekali pengislamannya. Penyebaran agama berhasil ialah terbanyak oleh kawan sebangsa sendiri dari suku-suku tersebut yang biasanya kikuk, buta huruf, dan kasar. Merekalah yang meletakkan dasar-dasar yang memungkinkan generasi kemudian menerima keadaban hukum syariat dan tauhid yang lebih halus. Berkat pekerjaan mereka, maka dalam abad-abad berikutnya, batas-batas daerah Islam dapat diperluas di Afrika, India, dan Indonesia, melintangi Asia Tengah ke Turkestan dan Tiongkok, dan di beberapa bagian Eropa Tenggara
.
Perkembangan yang digambarkan di muka tadi dipercepat oleh malapetaka yang berturut-turut terjadi di Asia Barat dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Penyerbuan pertama kaum Mongol penyembah berhala, membumihanguskan propinsi-propinsi bagian Timur Laut antara 1220 dan 1225 M. Gelombang kedua yang menduduki Persia dan Irak menamatkan khalifah Baghdad yang bersejarah dalam 1258 M, dan memaksakan seluruh dunia Islam Timur, terkecuali Mesir, Arabia, dan Siria, membayar upeti kepada kerajaan Mongol yang besar. Sisa-sisanya diselamatkan oleh golongan militer terdiri dari “budak belian” Turki dan Kipcak, kaum Mamluk, yang telah merebut kekuasaan politik di Mesir.
Di bawah pemerintahan Mamluk, peradaban Islam yang lama langsung berkembang lebih kurang dua setengah abad dalam bidang kesenian benda (istimewa dalam lapangan seni bangunan dan seni-kerajinan logam), tetapi disertai kemunduran daya kerohanian dan intelek.
Pada waktu yang sama, di daerah-daerah kekuasaan Mongol hidup kembali suatu peradaban Islam Persia yang cemerlang pada beberapa segi. Terutama dalam seni bina dan kesenian halus, termasuk seni lukis dalam bentuk yang sangat kecil (miniatur); kebudayaan tersebut berakar dalam kerohanian Sufi. Meskipun kedatangan dua kali “Maut Hitam” dan mengalami serbuan Timur Lenk dalam abad keempat belas yang menghancurleburkan Persia, namun kebudayaan Persia mampu memberikan ragam kepada kehidupan intelektual dari kerajaan-kerajaan Islam baru, –yang dilahirkan pada kedua sisinya– di Anatolia, Balkan, dan India.
Perluasan kerajaan Dinasti Osman di Asia dan Afrika Utara serta pembentukan kerajaan Mughal di India dalam abad keenam belas membawa sebagian besar dunia Islam kebawah pengawasan pemerintahan negara keduniawian yang kuat, memusatkan kekuasaannya yang besar. Ciri khas kedua kerajaan tadi ialah menitikberatkan pada pandangan ahli sunah waljamaah dan hukum syariat. Urusan agama dan urusan ketatanegaraan tidak dipersatukan karena kebijaksanaan militer dan sipil disusun menurut garis tidak Islam yang bebas, tetapi dapat saling menyokong akibat suatu persetujuan yang berlangsung hingga abad kesembilan belas.
Diantara dua saluran kehidupan agama Islam tersebut, saluran Sufilah yang lebih lebar dan dalam. Abad ketujuh belas dan permulaan abad kedelapan belas menyaksikan puncak tertinggi tarekat Sufi. Tarekat-tarekat besar menyebarkan suatu jalinan perhimpunan-perhimpunan dari mula hingga akhir dunia Islam, sedang perkumpulan-perkumpulan setempat dan cabang-cabangnya menggabungkan anggota pelbagai golongan dan kejuruan jadi umat yang bersatu padu. Selain itu, kebudayaan Islam dalam dua kerajaan tersebut yang hanya hidup atas warisan zaman silam, dapat memelihara, akan tetapi jarang dapat menambah kekayaan warisan intelektual tersebut. Tokoh-tokohnya berpendapat bahwa kewajibannya pertama ialah bukan hanya memperluas, akan tetapi memelihara, menyatukan, dan menyesuaikan kehidupan sosial atas sendi-sendi nilai Islam. Dalam batas-batas tersebut kadar persatuan yang telah mereka capai, dan ketertiban sosial yang dapat dilangsungkan memang menarik perhatian.
Persatuan itu merupakan suatu kekecualian yang menyolok mata. Dalam permulaan abad keenam belas, suatu kerajaan baru yang disokong oleh suku Turki dan Adzerbaijan menaklukan Persia dan menghidupkan kembali Syiah yang telah mengalami kemunduran, dan meresmikan Syiah sebagai agama resmi Persia. Selama peperangan dengan Dinasti Osman, orang Turki dari Asia Tengah, dan orang Mughal, yang semuanya ahli sunah waljamaah, Syiah dijadikan ciri perasaan nasional Persia. Akibat perpecahan antara Persia dan tetangganya penting buat semuanya. Umat Islam selanjutnya dipecah menjadi dua golongan yang terpisah, dan hubungan kebudayaan antara dua golongan tadi, sejak itu meskipun tidak diputuskan seluruhnya hanya dapat dilakukan serba sedikit saja. Persia terpaksa terpencil dalam urusan politik dan agamanya mencukupi kebutuhannya sendiri, yang akhirnya memiskinkan kehidupan rohani dan budaya mereka. Lebih-lebih pula waktu kekuatan politiknya mundur, orang suku Afghan dalam abad kedelapan belas melepaskan hubungan dan mendirikan suatu negara sunah merdeka.
Di Afrika Barat Daya adanya perasaan kesukuan diantara kedua pihak, orang Arab dan Berber, menukarkan kegiatan kebudayaan. Aliran ortodoks dan tarekat Sufi, keduanya dipengaruhi pemujaan orang-orang suci, wali yang masih hidup setempat (“marabout”). Di Tunisia dan di beberapa kota lain, sebagian warisan kebudayaan Spanyol Arab tetap dilanjutkan, bahkan waktu Tunisia dan Aljazair merupakan wilayah bajak laut, setengah jajahan kerajaan Dinasti Osman. Di Maroko di bawah sultan-sultan (yang dapat menyelamatkan kedaulatannya hingga 1912), bahkan di Sahara Barat di bawah kepala suku-suku yang lebih kecil, pelajaran ahli sunah yang lazim dilanjutkan, dan diperkuat oleh pengaruh yang datang dari daerah Timur.
Di kepulauan Melayu sendiri, Islam telah beroleh tumpuan di Sumatera dan Jawa, oleh pedagang-pedagang dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Agama Islam lambat laun membiak, sebagian hasil tindakan panglima militer, tetapi lebih cepat dengan jalan perembesan damai, khusus di Jawa. Dari Sumatera, Islam dibawa oleh para perantau ke Semenanjung Malaya; juga dari Pulau Jawa ke Maluku. Sejak itu agama tersebut mendapat kedudukan yang lebih kuat di seluruh kepulauan di bagian Timur hingga ke Pulau Sulu, Mindanao, dan Filipina.
Penyebaran Islam di Tiongkok hingga kini masih terselubung dalam kegelapan. Kelompok muslimin dalam jumlah agak besar, yang pertama menetap di sana –barangkali dalam zaman kerajaan Mongol– dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Jumlahnya bertambah besar di bawah pemerintah Mancu, biarpun ada perasaan permusuhan setempat karena pemberontakan (kadang-kadang hebat) yang dilakukan oleh kaum muslimin. Tetapi, hingga kini tidak mungkin menaksirkan jumlahnya.
Hasil bersih dari perluasan selama tiga belas abad ialah Islam sekarang merupakan agama yang terutama dalam lingkungan daerah luas yang meliputi Afrika Utara, Asia Barat, hingga bukit Pamir, kemudian ke Timur meliputi Asia Tengah hingga
Tiongkok, dan ke Selatan ke Pakistan. Di India hanya tinggal sepersepuluh penduduk yang beragama Islam. Di Semenanjung Malaya, Islam unggul lagi melewati Indonesia hingga berakhir di Filipina. Di pantai Barat Lautan India, Islam memanjang ke selatan sebagai lajur yang sempit dari pantai Afrika hingga Zanzibar dan Tanganyika dengan beberapa kelompok hingga masuk ke Uni Afrika Selatan. Di Eropa, kelompok-kelompok muslimin terdapat di sebagian besar negara Balkan dan Rusia Selatan. Di Amerika Utara dan Amerika Selatan, Islam diwakili oleh kelompok imigran dari Timur Tengah.
Semua agama besar di dunia, maka Islam –sebelumnya perluasan kegiatan misi Kristen dalam abad kesembilan belas– meliputi jumlah bangsa yang terbanyak. Asal mulanya di tengah-tengah orang Arab dan bangsa Semit lain, kemudian Islam berkembang diantara orang Iran, Kaukasus, orang kulit putih Laut Tengah, Slavia, Turki, Tartar, Tionghoa, India, Indonesia, Bantu, dan Negro dari Afrika Barat. Jumlah terbesar sekarang ialah muslimin dari Pakistan dan India sebanyak 100.000.000.
Disusul oleh orang Melayu dan Indonesia sebanyak 70.000.000. Orang Arab dan bangsa-bangsa yang berbahasa Arab menyusul dekat dengan 20.000.000. Muslimin di Asia Barat, 24.000.000, Afghanistan kira-kira 12.000.000, dan Turki (walaupun Islam bukan agama resmi, masih tetap merupakan agama rakyat) 20.000.000. Jumlah masyarakat Islam di daerah Asia, Uni Sovyet, di Turkestan Tiongkok, dan di Tiongkok sendiri sukar ditaksir, tetapi jumlahnya sekurang-kurangnya 30.000.000. Jumlah muslimin di Afrika Negro dan Afrika Timur hanya dapat ditaksir dengan kasar 24.000.000. Akhirnya, kaum muslimin di Balkan dan di Rusia Selatan berjumlah kurang lebih 3.000.000. Oleh karena itu, Islam dapat menuntut memiliki penganut 350.000.000, atau kira-kira sepertujuh dari taksiran seluruh jumlah penduduk dunia
Islam di Amerika Serikat Tiap Hari Bertambah Satu Mualaf
”Alhamdulillah kondisi umat Islam di Amerika Serikat baik-baik saja. Umat Islam terus bertambah banyak di Amerika Serikat, baik sebelum maupun sebelum peristiwa 11 September,” kata Mohammad Kudaimi, angota Nawawi Fondation, sebuah lembaga pendidikan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat. Ia bertutur kepada Republika di sela-sela kunjungannya ke Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah, Jatiwaringin Bekasi, Jawa Barat, awal bulan ini.
Pria keturunan Syria yang sudah menetap di AS selama lebih dari 25 tahun itu kini menjadi warga negara AS. Lima tahun belakangan ini, ia aktif di yayasan itu. Mengutip sebuah koran yang terbit di AS, ia menyebut Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Amerika Serikat. bahkan, ia sedikit meralat redaksional tulisan itu. ”Mestinya juga ditambahkan, setiap harinya di AS, selalu ada warga negara Amerika yang memeluk Islam,” ujarnya.
Apa yang diungkapkannya, kata dia, adalah fakta sesungguhnya yang terjadi di AS. Lembaganya turut membantu para mualaf mengikrarkan syahadat dan membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik. Bagi Kudaimi, sulit untuk memahami fenomena kontradiktif ini.
Perkembangan Islam di Eropa
Keberhasilan Tariq bin Ziyad memasuki Spanyol mendorong keinginan Musa bin Nusair untuk menyusulnya, dengan membawa tambahan pasukan sebanyak 10.000 orang dia datang ke Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu, saat itu sempat terjadi perselisihan, tetapi dapat didamaikan oleh khalifah. Keduanya selanjutnya bahu-membahu melanjutkan memasuki Kota Aragon, Castylia, Saragosa, dan Barcelona hingga sampai ke Pegunungan Pyrenia. Dalam waktu hanya tujuh tahun hampir seluruh Andalusia sudah berada dalam genggaman kaum muslimin, kecuali Glacia Pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus, Andalusia dipimpin oleh beberapa amir (gubernur) di antaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul Aziz. Runtuhnya kebesaran Bani Umayyah di Damaskus dengan berdirinya daulah Bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas as-Safah yang berpusat di Bagdad, menyebabkan seluruh keluarga kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani Umayyah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia mendirikan kerajaan Bani Umayyah yang mampu bertahan sejak tahun 193–458 H (756–1065 M).

Masyarakat Spanyol sebelum Islam memeluk agama Katolik dan sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam secara sukarela. Hubungan antaragama selama itu dapat berjalan dengan baik karena raja-raja Islam yang berkuasa memberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di sana telah terjadi percampuran darah juga terdapat orang-orang yang berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun tetap memeluk agama nenek moyang mereka. Islam di Eropa sangat berkembang. Perkembangan itu terjadi dalam berbagai bidang seperti kebudayaan, pendidikan, politik, dan keagamaan.

a. Bidang Kebudayaan
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Ketika itu ilmu pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali. Selain itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan, karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka, seperti Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama, logika, dan adat istiadat), Al-Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang terkenal dengan bukunya ”Muqaddimah”), Al-Bakri dan Al-Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Selanjutnya, lahir pula seorang ahli filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu BakarMuhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat abad XII pentafsir karya-karya
Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang, sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu Rusyd di bidang pengobatan yaitu buku ensiklopedi dengan judul Al-Kuliyat fit at-Tibb, serta buku filsafat ”Tahafut at-Tahafut”.

b. Bidang Pendidikan
Perlu pula diketahui bahwa peranan wanita-wanita muslim di Spanyol saat itu tidak hanya mengurus dapur mereka, tetapi mereka juga memberikan sumbangan besar di bidang kesusastraan, seperti Nazhun, Zaynab, Hamda, Hafsah, Al-Kalayyah, Safia, dan Marian dari Seville (adalah seorang guru terkenal). Penulis-penulis wanita dan dokter-dokter wanita, seperti Aisyah, Hasanah at-Tamiyah dan Ummul Ula serta masih banyak lagi. Pada abad XII di Spanyol didirikan pabrik kertas pertama. Kenangan pertama dari peristiwa itu, yaitu kata ”Rim” melalui kata ”Ralyme” (Perancis Selatan) diambil dari bahasa Spanyol ”Risma” dari bahasa Arab ”Rizma” artinya bundel. Pada masa sekarang ini, Islam di Spanyol masih dianut oleh banyak penduduknya meskipun jauh berkurang dari masa kejayaannya dahulu. Kaum muslimin di Spanyol belum begitu mendapat tempat di panggung kehidupan masyarakat Spanyol.

Perkembangan menggembirakan dalam bidang pendidikan Islam terjadi di Jerman. Di Jerman pelajaran agama Islam sudah disetujui pemerintah untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah negeri. Namun demikian, masih banyak kendala untuk penerapan pelajaran agama Islam di sekolah negeri. Kendala utamanya karena di Jerman belum ada organisasi keagamaan Islam yang diakui oleh pemerintah, sedangkan pemerintahan mensyaratkan hal itu untuk menjadi mitra bicara tunggal guna membahas materi atau pelajaran agama Islam.

Perkembangan pendidikan Islam juga terjadi di Inggris. Saat ini umat Islam di Inggris menjalin kerja sama dengan umat Islam Indonesia. Jadwal programnya adalah pertukaran imam dan khatib yang disepakati dalam kesepakatan Forum Kelompok Penasihat Keulamaan Indonesia-Inggris atau RI UK Islamic Advisory Group (UK-IAG) yang dibentuk atas kesepakatan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair dan Presiden Susilo Yudhoyono, saat berkunjung ke Indonesia Maret 2006. Selain itu, terdapat tiga program lain yang disepakati, yaitu penerjemahan karya-karya Indonesia ke dalam bahasa Inggris, dialog antaragama, dan aneka kegiatan mengisi waktu luang pelajar.

c. Bidang Politik
Secara umum, dalam bidang politik umat Islam belum dapat berperan serta secara maksimal di Eropa. Hal ini terjadi karena memang secara jumlah penduduk kaum muslimin di negara-negara Eropa belum dapat bersaing secara signifikan. Hal ini dipersulit lagidengan adanya sentimen negatif dari kalangan masyarakat Eropa terhadap pemeluk agama Islam terkait dengan isu terorisme. Meskipun demikian, saat ini mulai muncul para tokoh Islam di panggung politik Eropa. Pengangkatan sejumlah intelektual dan teknokrat muslim dalam jabatan-jabatan publik serta terpilihnya politisi muslim sebagai wakil di berbagai dewan perwakilan rakyat di negara-negara Eropa.

Bidang Keagamaan
Pertumbuhan agama Islam di Eropa sekarang memang cukup sulit dibandingkan dengan berdakwah di Asia-Afrika karena masyarakatnya telanjur sekuler. Namun demikian, dengan kegigihan para mubalig berdakwah, perkembangan agama Islam semakin baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Apalagi setelah Paus Paulus II membuka dialog antarumat beragama, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh muslim khususnya dari Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah mengundang Menteri Agama RI untuk menjelaskan praktik kerukunan hidup beragama di tanah air.

Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam, mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Selanjutnya, pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan Salat Idul Adha di Kathedral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba, Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, Walikota Tulio Anguila melaksanakan teori kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota dengan diberi kemah besar untuk melaksanakan salat Idul Adha dan berjamaah. Di sana terdapat madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yang mengajar bahasa Arab, ilmu Al-Qur’an, tafsir, fiqih, dan hadis.

Di Belgia berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah umat Islam di sana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel diselenggarakan Muktamar Islam Eropa. Di Austria, Islam masuk pada awal abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Centerdi Kota Wina yang dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social Service, madrasah, dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.

Di Belanda tepatnya di Kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (warga Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan salat lima waktu. Dakwah Islam di Inggris intensif dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Di pusat Kota London dibangun Central Mosque (Masjid Agung) yang selesai pembangunannya pada tahun 1977 terletak di RegentsParkdan mampu menampung 4.000 jamaah, dilengkapi perpustakaan dan ruang administrasi serta kegiatan sosial. Selain itu, orang-orang Islam Inggris juga membeli sebuah gereja seharga 85.000 pound sterling di pusat Kota London yang akan dijadikan pusat pendidikan ilmu agama Islam. Pemeluk agama Islam di sini selain bangsa Inggris sendiri juga imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia, dan lainnya (menurut catatan The Union of Moslem Organization), dan di sini agama Islam merupakan agama nomor dua setelah Kristen.

Roma merupakan negeri pusat agama Katolik, di sana berdiri 917 gereja Katolik, Protestan, ortodoks, Yunani maupun sinagog. Perkembangan Islam di negeri itu tidak seperti negara-negara Eropa lainnya. Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki masjid di Kota Catania Sicilia dan pertengahan tahun 1995 masjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya. Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000 jamaah.


Perkembangan Islam di Australia
Islam masuk ke Australia pada abad XIX M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk salat. Para pengembara Afganistan tersebut lamalama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibu kota Australia Barat dan Adelaide ibu kota Australia Tengah. Islam di Australia sangat berkembang dengan pesat.

a. Bidang Keagamaan
Tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan Islam di sini. Selanjutnya, sesudah berakhir Perang Dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975, Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1% nya (132.000 orang) beragama Islam.

b. Bidang Pendidikan
Di Brisbane didirikan ”Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan salat dan meningkatkan silaturahmi. Mayoritas mereka adalah pelajar berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon, dan Australia sendiri. Perkembangan menggembirakan lain berlangsung di Goulbourn, yaitu berdirinya ”Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).Saat ini telah berdiri tiga puluh sekolah serupa di Australia.

Sekolah ini menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum internasional. Sekolah ini menetapkan pelajaran agama Islam dan Al-Qur’an sebagai mata pelajaran wajib. Meskipun sekolah ini menyandang label Islam dan semua lembaga pendidikan Islam ternyata terbuka untuk semua agama atau pemeluk agama lain.


Perkembangan Islam di Asia
Asia merupakan tempat lahir Islam. Saat ini Islam telah tersebar ke seluruh Asia dan berkembang dengan baik meskipun di berbagai negara terlibat gejolak yang berkepanjangan. Irak dan Afganistan masih bergejolak dengan masuknya Amerika Serikat ke tanah Irak dan Afganistan. Ketegangan yang tidak kalah mengganggu terjadi antara Iran dengan Amerika Serikat yang menuduh Iran sedang mengembangkan teknologi nuklir untuk membuat bom nuklir. Tuduhan itu dibantah oleh Iran yang mengklaim bahwa nuklir yang mereka kembangkan mempunyai tujuan damai, yaitu menjadi sumber energi alternatif bagi rakyat Iran. Perselisihan ini belum juga menunjukkan tanda-tanda surut. Islam di Asia dapat berkembang dan perkembangan itu dalam berbagai bidang berikut ini.

a. Bidang Kebudayaan
Pada abad XIII–XV agama Islam berkembang dengan pesat di India, dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan tempat ibadah. Pada waktu kritis Kerajaan Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggris, dan Portugis masuk India. Pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah Inggris. Pada tahun 1947 Inggris memberi kemerdekaan kepada India dan sekaligus berakhirnya kejayaan Islam di India. Pada tahun itu juga umat Islam kemudian mendirikan negara baru yang terpisah dari India, yaitu Pakistan.

b. Bidang Politik
Arti penting negara ini dalam sejarah dan perkembangan Islam terutama disebabkan dua hal. Perkembangan yang pertama, perjuangan politiknya berlangsung pada waktu yang sama dengan perjuangan orang Hindu di India. Perjuangan itu bertujuan mendirikan negara tersendiri bagi umat Islam. Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam, bermula dari Sayid Ahmad Khan, kemudian dicetuskan oleh Muhammad Iqbal dan akhirnya direalisasi oleh Muhammad Ali Jinnah Pada tahun 1947 Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan konstitusi, yaitu tanggal 14 Agustus 1947 untuk Pakistan dan tanggal 15 Agustus bagi India. Sejak itulah Pakistan lahir sebagai negara Islam. Muhammad Ali Jinnah diangkat sebagai gubernur jenderal dengan gelar ”Quaidi-Azam” atau pemimpin besar. Pakistan mempunyai kekuatan militer yang juga telah diperhitungkan oleh dunia dengan adanya dugaan bahwa negara Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir. Bahkan, Amerika menilai Pakistan, sebagai negara ”Bom Islam” (Islamic Bomb).

Muhammad Ali Jinnah
Di negara lain, utamanya kawasan Timur Tengah, isu Palestina masih menjadi isu sentral. Pertikaian antara bangsa Palestina dan penjajah Israel masih terus bergerak dalam damai dan perang. Irak dan Afganistan pun tidak kalah hangat menjadi sorotan sejak kebijakan invasi diterapkan oleh Presiden George W. Bush di Irak. Pertikaian terus berlangsung bahkan hingga saat ini.

Bidang Pendidikan dan Keagamaan
Bidang pendidikan dan keagamaan Islam berkembang dengan baik di Asia. Hal ini terlihat dengan makin maraknya upaya pengembangan keilmuan di dalam negara-negara Islam di Asia. Di Rusia terdapat hampir 400 masjid dan 190 madrasah sebagai pusat syiar dan pendalaman ajaran Islam. Studi Islam dan bahasa Arab kini menjadi bagian kurikulum pendidikan Islam di Rusia. Para sarjana Islam lulusan perguruan tinggi luar negeri menjadi ujung tombak Islam di Rusia. Oleh karena perkembangan Islam di Rusia masih menghadapi sejumlah masalah, digelarlah berbagai seminar untuk mencari jalan keluarnya.

Perkembangan dan kemajuan Islam semakin tampak nyata dan bisa dirasakan lagi setelah RRC merdeka pada tanggal 10 November 1911. Perkembangan tersebut semakin baik dengan hancurnya paham komunis di beberapa belahan dunia. Bahkan di negeri Cina inilah terdapat dua masjid khusus wanita yang berada di Peking (Beijing). Di Cina berdiri beberapa organisasi Islam, antara lain General Moslem Association of Cina. Selain itu, berkembang pula organisasi Islam yang lain dan lembaga pendidikan yang tersebar di beberapa wilayah Republik Rakyat Cina. Meskipun demikian, sejarah perkembangan Islam di Cina ternodai oleh tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah Komunis Cina kepada kaum muslim Uighur pada bulan Juli 2009 yang menyebabkan tewasnya sekitar dua ratus orang dan melukai ratusan yang lain.

 muslim Uighur
Islam juga dapat berkembang dengan pesat di Singapura. Perkembangannya antara lain di bidang pendidikan, yaitu penerbitan buku-buku agama berbahasa Arab. Madrasah juga banyak didirikan. Islam di Singapura telah mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai agama yang berkembang di negeri itu. Di Singapura terdapat Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang memiliki otoritas bagi pembangunan kehidupan masyarakat Islam di Singapura. MUIS berada di bawah Kementerian Pembangunan Masyarakat dan ditangani oleh menteri lingkungan atau menteri sekitaran. MUIS lahir pada tahun 1990 dengan sebutan Maintenance Religous Harmony Act.

Perkembangan yang tidak kalah menggembirakan juga terdengar dari negeri Brunei Darussalam. Perkembangan Islam di negeri ini bertambah maju dengan cepat setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam di Malaka jatuh ke tangan Portugis. Kemajuan tersebut semakin cepat pada masa pemerintahan sultan ke-5, yaitu Sultan Bolkiah. Pada tahun 1985 Brunei telah membentuk Majelis Agama Islam berdasarkan Undang-Undang Agama dan Mahkamah Kadi. Islam telah menjadi ideologi negara pada tahun 1985. Brunei mendirikan pusat dakwah untuk kepentingan penelitian agama Islam. Di negara ini anak cacat dan yatim menjadi tanggungan pemerintah. Kini Islam telah menjadi bagian negara Brunei Darussalam.

Perkembangan Islam di Afrika
Agama Islam masuk ke daratan Afrika sejak pengungsian para sahabat di Ethiopia dan dilanjutkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pada waktu itu Amru bin Ash memohon kepada khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir karena dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi di bawah Raja Muqauqis. Mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah saw. Oleh karena lebih mencintai tahktanya, sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah saw. Perkembangan Islam di Afrika tidak seragam. Berikut adalah ulasan perkembangan Islam di beberapa negara Afrika.

Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini, penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dengan sekitar tiga jutanya beragama Kristen selebihnya beragama Islam. Bahkan, di Kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir terdapat delapan universitas di antara yang termashyur ke seluruh dunia. Salah satunya adalah Universitas Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Bani Fatimiyah pada tahun 972 M. Di sana banyak mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang sebagian besar mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan umum seperti kedokteran, dan teknik.

Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke Amerika Serikat terbesar kedua setelah Arab Saudi. Penduduknya terdiri atas macam-macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75% beragama Islam selebihnya Kristen maupun animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.

Pada abad XXVIII, mereka telah membentuk pusat intelektual Islam serta berhasil menguasai kepegawaian ketika Inggris menjajah Sierra Leone. Salah seorang tokoh muslim Sierra Leone, tidak lain adalah DR. Ahmad Tejan Kabbah. Pria kelahiran 16 Februari 1932 ini, dikenal sebagai ahli ekonomi, ahli hukum, dan administrator ulung, serta mempunyai pengalaman internasional yang luas, puluhan tahun aktif di United Nation of Development Programme(UNDP) dan Organization of African Unity (OAU). Sekembali ke tanah air pada 1996, ia memimpin partai politik, Sierra Leone Peoples Party(SLPP) dan akhirnya berhasil memenangkan pemilu presiden. Terpilihnya Ahmad Tejan Kabbah sebagai presiden, tentu membawa angin segar bagi komunitas muslim di Sierra Leone.

Ahmad Tejan Kabbah

Berbeda dengan Sierra Leone, sampai akhir 1980-an, Islam tidak dikenal oleh warga Namibia. Penganut Islam di negeri itu adalah para warga negara asing asal Afrika Selatan. Mereka sebagian besar tinggal Walvis Bay, Luderitz, dan Swakopmund. Hanya sedikit orang Islam yang tinggal di Windhoek, ibu kota Namibia. Perkembangan Islam di Namibia tidak bisa dilepaskan dari peran Jacobs Salmaan Dhameer, pejabat Komisi Pemilihan Umum negara itu. Tahun 1980 Jacob diundang hadir dalam Konferensi Islam di Maseru (Lesotho). Perjalanannya ke negeri itu membawa hidayah baginya. Di sana, ia bersyahadat. Jacob menjadi orang kulit hitam pertama di negaranya yang menyatakan diri masuk Islam. Pulang ke negaranya, dia tidak menjadi muslim yang pasif. Jacob aktif berdakwah di kalangan sukunya, Suku Nama. Nama Jacob yang sudah populer ditambah dengan citranya yang terkenal ”bersih” di masyarakat menyebabkan banyak anggota sukunya yang berpindah agama. Gelombang pindah agama pun diikuti suku-suku yang lain.Tahun 1980 tidak satu pun masjid berdiri di Namibia. Kini, ada tujuh masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah di negeri itu. Satu lagi masjid di Katutura tengah dibangun. Katutura adalah kawasan kulit hitam di kota lama Windhoek. Katutura berbatasan dengan Afrika Selatan.


Perkembangan Islam di Amerika
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai ’The New World’ ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam pada era keemasan, Amerika bukan sebuah ’Dunia Baru’. Hal ini karena 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika. Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu Benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Islam di Amerika sangat berkembang, perkembangan itu dalam bidang sebagai berikut.

Christopher Columbus
a. Bidang Pendidikan
Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di Benua Amerika. ”Tidak perlu diragukan lagi, secara historis kaum muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,’’ tutur Fareed H. Numan dalamAmerican Muslim History A Chronological Observation. Sejarah mencatat muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan penduduk asli Benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.

b. Bidang Ekonomi
Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam karyanya yang lain, African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika. Van Sertima juga menuturkan, saat menginjakkan kaki di Benua Amerika, Columbus pun mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. ”Columbus juga mengetahui bahwa muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dahulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

c. Bidang Keagamaan
Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai peradabannya di Benua Amerika jauh sebelum bangsa Eropa datang. Fakta lain tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang juga diungkapkan Dr. Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell menyebutkan bahwa umat Islam tidak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu. Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di barat daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California. Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ’Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti ”Yesus, anak Maria”. ”Ini bukan frase Kristen,’’ cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Al-Qur’an. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.

Bidang Politik dan Kemasyarakatan
Dalam bidang politik dan kemasyarakatan, di Benua Amerika utamanya di Amerika Serikat, Islam dan kaum muslimin sedang berada dalam tekanan yang lumayan hebat. Sebagaimana di Eropa, isu terorisme dan stigma negatif yang berkembang dalam masyarakat Amerika menyebabkan kaum muslimin tertekan. Meskipun demikian, terdapat perkembangan yang sangat menggembirakan terkait perkembangan Islam di Amerika. Seiring dengan meningkatnya sentimen negatif terhadap Islam, keingintahuan masyarakat terhadap Islam juga meningkat dengan tajam.

Hal ini terbukti dengan larisnya buku-buku Islam di Amerika, bertambahnya kontak tanya jawab seputar Islam antara masyarakat dengan lembaga-lembaga Islam, dan meningkatnya diskusi keislaman di kalangan para akademisi. Perkembangan ini berlanjut dengan semakin banyaknya warga asli Amerika yang menyatakan memeluk agama Islam sejak terjadinya peristiwa 11 September 2001 dan kerasnya hujatan kepada Islam dan kaum muslimin. Disinyalir, jumlah mualaf yang masuk Islam setelah peristiwa 11 September 2001 lebih banyak dari jumlah mualaf baru selama tiga puluh tahun sebelum peristiwa tersebut.

Sumber : 
https://3gplus.wordpress.com/2008/04/21/sejarah-perkembangan-islam-di-dunia/
http://pendidikan60detik.blogspot.co.id/2015/06/perkembangan-islam-di-dunia.html