Minggu, 01 November 2015

Materi 2 Ragam dan Laras Bahasa

  1. PENDAHULUAN
    A.      latar belakang
    Guru sebagai pelaku utama dalam kegiatan sekolah, sehingga mereka dituntut untuk mengenal tempat kerjanya yakni sekolah. Guru juga perlu memahami faktor-faktor yang langsug dan tidak langsung menunjang proses belajar mengajar. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap tugas-tugas guru adalah aspek pelayanan sekolah, yang dalam hal ini disebut administrasi. Istilah administrasi ini bukanlah dalam arti ketatausahaan atau clerical work sebagaimana yang dipahami oleh banyak orang, yakni tugas-tugas yang hanya berhubungan dengan persoalan surat-menyurat dan sejenisnya. Akan tetapi lebih dari itu, administrasi meliputi keseluruhan dari pengelolaan suatu lembaga, termasuk hal ini satuan pendidikan (sekolah).
    Guru sangat terlibat dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di sekolahnya tempat ia bertugas. Baik dalam mengatasi maupun menyelesaikan masalah. Keterlibatan guru adalah secara keseluruhan (totalitas), yang tidak hanya aspek fisik-material tetapi juga melibatkan mental spritual, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    Bagi seorang guru, pemahaman tentang administrasi sangatlah penting, dari tuntutan yang mengharuskan para guru untuk lebih terkonsentrasi pada tugas-tugasnya di sekolah, sehingga tidak dijadikan  sebagai pekerjaan sambilan. Meskipun proporsionalitas keguruan dalam konteks hari ini (di Indonesia) masih menimbulkan persoalan karena tuntutan yang begitu banyak tidak diimbangi dengan imbalan atau gaji yang wajar.
    Lebih lanjut para ahli keguruan memberikan pandangan dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi di sekolah, maka seorang guru mempunyai peran sebagai berikut:
    a.       Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan pendidikan.
    b.      Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah, guru menjadi anggota suatu masyarakat.
    c.       Orang ahli dalam mata pelajaran.
    d.      Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
    e.       Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, guru pun bertanggungjawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan adminnistrasi.
    f.       Pemimpin

    B.       Rumusan Masalah
    Dari uraian latar belakang di atas, dirumuskan beberapa masalah yaitu:
    a.       Bagaimana guru dalam penyelenggaraan administrasi sekolah?
    b.      Bagaimana pentingnya pemahaman administrasi bagi guru?
    c.       Bagaimana keterlibatan guru dalam administrasi sekolah?

    C.      Tujuan Penulisan
    Adapun tujuan penuliasan
    1.      Memberikan pemahaman tentang pengetahuan administrasi kepada guru.
    2.      Menjelaskan bagaimana hubungan guru dengan kegiatan administrasi di sekolah.
    3.      Menjelaskan bahwa guru mempunyai peranan yang ideal dalam kegiatan di sekolah.





    PEMBAHASAN
    A.      Guru dan Penyelenggaraan Administrasi Sekolah
    Di Indonesia pergantian demi pergantian sejarah turut mewarnai perjalanan guru, sehingga guru pada suatu zaman berbeda pada zaman yang lain. Di masa lampau, pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar saja dalam arti menyampaikan keterangan dan fakta dari buku kepada murid, member tugas dan memriksanya. Keadaan berbeda dengan masa sekarang dimana guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah.
    Administrasi dalam teori dan praktiknyaadalah sama dengan manajemen, terutama dalam fungsi-fungsinya, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
    Di sekolah guru dituntut berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan, khususnya dalam pengelolaan, sehingga dapat membantu pinpinan dalam mengelola sekolah. Fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) juga dijalankan oleh guru. Dengan demikian kegiatan guru tidak hanya mengajar saja tetapi juga turut aktif dalam mengarahkan segala potensi yang dimiliki baik mental maupun spiritual agar tujuan dan keberhasilan yang ingin dicapai sekolah lebih mudah untuk dicapai.
    Pada dasarnya administrasi adalah sebagai proses kerjasama yang merupakan kegiatan manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya untuk mencapai tujuan tertentu.

    B.       Pentingnya Pemahaman Administrasi bagi Guru
    Dewasa ini tugas guru tidak haya mengajar semata-mata, tetapi juga membantu kepala sekolah dalam mengelola kegiatan sekolah sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. Di sisi yang lain, ada tanggung jawab kemasyarakatan yang melekat pada guru yang membuat ia harus senantiasa memasyarakatkan perkembangan ilmu pengetahuan dalam ragka menciptakan masyarakat yang berpengetahuan.
    Guru sebagai orang yang paling mengetahui keadaan anak didik memiliki andil besar dalam menentukan keberlangsungan aktifitas sekolah yang berkualitas khususnya kegiatan pendidikan dan pengajaran. Guru berperan sebagai pengambil inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan pendidikan. Guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya. Tidak hanya itu guru juga merupakan pemimpin generasi muda, penentu arah generasi muda melalui kegiatan pendidikan yang dilakukannya kepada para generasi muda di sekolah. Dengan demikian untuk memaksimalkan peran guru tersebut, maka penting bagi guru memiliki pemahaman administrasi yang cukup.
    Pemahaman administrasi pengembangan kurikulum membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pegalaman belajar siswa; pemahaman tentang administrasi kesiswaan akan sangat membantu mereka dalam menjalankan tugas memproses siswa menjadi lulusan yang bermutu tinggi; pemahaman tentang pengelolaan personel membantu upaya pengembangan pribadi dan profesionalnya; pemahaman pengelolaan prasarana dan saranamembantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada untuk dapat dimanfaatkan secara optimal; pemahaman tentang seluk beluk administrasi keuangan membantu guru menetapkan prioritas pelaksanaan tugas berdasarkan dana yang ada; pemahaman tentang hubungan sekolah dan masyarakat, membantu guru dalam menjadikan sekolah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.

    C.      Keterlibatan Guru dalam Administrasi Sekolah
    Secara umum guru terlibat dalam beberapa kegiatan administrasi sekolah, sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, yaitu:

    1.      Administrasi kurikulum
    Sebagai orang yang paling mengerti tentang murid, guru memiliki andil besar dalam menentukan arah kurikulum dan pengembangannya yang disesuaikan dengan karakter dan kemampuan serta tingkat perkembangan siswa.
    Sebagai orang yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan murid, sewajarnya apabila guru turut aktif dalam pembinaan kurikulum sekolah utamanya memperbaiki proyek-proyek pelaksanaan kurikulum, paling tidak memberikan saran demi penyempurnaan kurikulum kepada pihak berwenang.
    2.      Administrasi kesiswaan
    Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan degan siswa mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan siswa selama di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya.
    3.      Administrasi sarana dan prasarana
    Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan orang yang paling mengetahui kesesuaian fasilitas dengan tujuan kurikulum adalah guru, sehingga guru dituntut memiliki kemampuan dalam hal ini.
    4.      Administrasi personel
    Semua personel pendidikan mempunyai peran penting dalam kelancaran pendidikan dan pengajaran di sekolah. Saling mengerti tentang tugas masing-masing personel aka mengarahkan kegiatan pendidikan pada tujuan yang diinginkan.
    5.      Administrasi keuangan sekolah
    Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan, pelaporan,  dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah, pemahaman tentang administrasi sekolah membantu dalam memanajemen penyelenggaraan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan.

    6.      Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
    Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan mendorong minat kerja sama dalam usaha pengembangan sekolah.

    PENUTUP
    Pembahasan ini memberikan gambaran pentingnya penyelenggaraan administrasi sekolah melalui keterlibatan guru. Hal lain adalah bahwa tulisan ini memberikan gambaran kegitan administrasi yang dilakukan guru di sekolah.
    Pembahasan ini seharusnya memberikan gambaran nyata suatu sekolah dimana guru-gurunya menyelenggarakan administrasi misalnya, sekolah A yang guru-gurunya menyelenggarakan administrasi sekolah.






    Kesalahan penulisan

    Halaman 46 oftimal                                        : optimal
    Halaman 49 prakteknya                                  : praktiknya
    Halaman 50 kesalahan tanda “titik”

    0
     

    Add a comment



  2.                                                             PENDAHULUAN
    A.  Latar Belakang
    Secaca umum pendidikan di indonesia saat ini masi sangat tertiggal Dengan  negara-nerara tetangga di asia.The Jakarta post yang terbit tanggal 3 September 2001 embuktikan hasil survey yang dilakukan oleh The political and Economic Rick Consultancy (PERC) yang menggambarkan rendanya kualitas pendidikan di Idonesia saat ini. Selengkapnya dapat  dilihat dalam tabel berikut :
    Negara
    Peringkat
    Nilai
    Negara
    Peringkat
    Nilai
    Korea Selatan
    1
    3,09
    Malaysia
    7
    4,41
    Singapura
    2
    3,19
    Hongkong
    8
    4,72
    Jepang
    3
    3,50
    Philipina
    9
    5,47
    Taiwan
    4
    3,96
    Thailan
    10
    5,96
    India
    5
    4,24
    Vietnam
    11
    6,21
    Cina
    6
    4,27
    Inonesia
    12
    6,56

    B.  Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas maka makala ini akan difokuskan pada Masalah-masalah beriku:
    1.      Pradigma Baru Pembelajaran.
    2.      Definisi dan Landasan Konseptual Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran.
    3.      Srategi Pembelajaran Inovatif.


    C.  Tujun Edintifikasi Penulisan
    Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut
    1.      Mengetahui dan memahami kebenaran dan kesalahan penulisan jurnal.
    2.      Mengetahui dan memahami sangat diperlukan oleh penulis atau pembaca.
    3.      Mengetahui cara-cara penulisan jurnal






















    PEMBAHASAN
    A.      Pradigma Baru Pembelajaran
    Peningkatan dan jaminan mutu pendidikan, perencanaan proses, dan hasil pembelajaran adalah fokus utama bagi penyelenggara pendidikan. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang bermutu, diperlukan proses pembelajaran yang dirancang secara sistimatis, dan konstruktif serta diselenggarakan secara akuntabel dan terkendali, tampa menghilangkan karateristik pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan mencerdaskan yang pada akhirnya pembelajaran tersebut diharapkan menghasilkan lulusan yang handal, cerdas dan berdaya saing.
    Di sekolah-sekolah sebagian besar metode dan suasana pembelajaran yang digunakan oleh guru tampaknya lebih banyak menghambat daripada memotivasi potensi otak pesera didik. Hanya disiapkan  sebagai objek yang mendengarkan, menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan guru. Peserta didik mempelajari materi pembelajaran yang tidak interaktif dengan keehidupan sehari-hari.
    Budaya pembelajaran seperti ini, justru memnbuat eserta didik tidak mampuh mengaktifkan kemampuan dan kreatifitasnya. Peserta didik tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung orang lain. Oleh karena itu guru hendaknya dapat mengubah paradigma (pola pikir) dari mengajar menjadi belajar. Dengan perubahan ini proses pembelajaran menjadi proses belajar bersama antara guru dan peserta didik. Guru dalam konteks ini menjadi bagian dari proses belajar dan peserta didik lagi disebut siswa, tetapi yang belajar. Guru menjadi mitra belajar siswa yang artinya guru tidak bertindak sentral informasi bagi siswa yang seakan-akan menjadi orang yang paling tahu/pintar.
    Dengan demikian pembelajaran harus dilakukan oleh guru secara inovatif dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang dapat dirancang sendiri atau yang telah tersedia, dengan bertindak sebagai mitra belajar serta fasilitator pembelajaran, sehingga proses pemelajaran dapat dilibatkan peserta didik secara maksimal.
    Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang berfungsi memberikan kedmudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia biasa yang siap beradaptasi menghadapi berbagai kemungkinan  dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan.
    Karena itu pandangan tentang mengajar juga harus berubah. Menurut Kenneth D. Moore, pengertian mengajar adalah sebuah tindakan dari seorang yang mencoba untuk membantu orang lain untuk mencapai kemajuan dalam berbagai aspek secara optimal sesuai dengan potensinya.
    B.       Definisi dan Landasan Konseptual Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
    1.      Definisi Media Pembelajaran
    Secara konseptual media pembelajaran didefinisikan oleh para pakar sebagai berikut :
    a.       NEA : Media pembelajaran sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dipengaruhi efektifittas progran intruksional.
    b.      Gagne: Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
    c.       Briggs: Media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi instruksiol.
    d.      Schramm: Media pembelajaran adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional.
    e.       Y. Hadi Miarso: Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa.
    Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
    2.      Landasan Konseptual Pemanfaatan Media Pembelajaran
    Ada beberapa tinjauan tentang landasan pemanfaatan media pembelajaran sebagai berikut:
    a.       Landasan Filosofis: Pemanfaatan media pembelajaran akan memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karateristik pribadinya, sehingga peserta didik dapat belajar dimana saja, belajar kapan saja, belajar dengan siapa saja serta belajar dengan apa saja.
    b.      Landasa Psikologis: Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar ketepatan pemilihan media pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
    c.       Landasan Teknologis: Perkembangan teknologi memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
    d.      Landasan Empiris: Dalam berbagai temuan penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.


    3.      Mengapa Media Sangat Penting dalam Kegiatan Pembelajaran
    Ada 3 alasan mengapa pemanfaatan media sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
    a.       Terdapat hambatan dalam komunikasi pembelajaran.
    b.      Alasan lain adalah media pembelajaran memiliki kemampuan dan nilai-nilai praktis dalam pembelajaran.
    c.       Pemanfaatan media pembelajaran dapat memberikan kontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
    C.      Strategi Pembelajaran Inovatif
    Pemebelajaran disebut efektif bila dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditntukan. Untuk pengajar perlu menyusun strategi yang sesuai dengan karateristik peserta didik dan mampu membuatnya mencapai kopetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Pembelajaran strategi intuksional yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk menciptakan situasi pembelajaran yang mendukung pencapaian kopetensi yang telajh ditetapkan. Langkah-langkah dimaksud adalah:
    a.       Mengembangkan visi pembelajaran yang berorientasi masa depan dan bebas berkreasi.
    b.      Mengembangkan pendekatan sistem dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang maksimal.
    c.       Mengembangkan sistem evaluasi yang konprehensif berdasarkan visi dan misi pembelajaran.




    PENUTUP
    A.      Kesimpulan
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan:
    1.      Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh dan menyentuh semua komponen yang terkait dalam sistem pembelajaran, seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, pendayagunaan pendekatan pendidikan baru, peningkatan kesejahteraan guru, tata kelola pendidikan baru, dan sebagainya. Namun kebijakan-kebijakan baru tersebut acapkali diwarnai dengan nuansa menyalakan pendekatan lama dan ingin mengganti dengan pendekatan baru. Padahal pendekatan baru lebih bernuansa alternatif lain yang menambah khasana pendekatan pembelajaran yang sudah ada. Ketidak puasan pengajar, para pemikir dan pengelola sekolah terhadap setiap pendekatan baru selalu muncul sedangkan kualitas pembelajaran yang diimpikan seolah-olah tidak muncul.
    2.      Pendekatan pembelajaran inovatif harus didukung oleh:
    a.     Visi pembelajaran yang visioner, menggarah pada terwujudnya tujuan pembelajaran yang dipahami dan diyakini manfaatnya oleh peserta didik dan pengajatr sejak awal pembelajaran.
    b.    Menggunakan pendekatan sistem dengan menempatkan kegiatan ppembelajaran sebagai titik sentralnya sedangkan komponen lain menjadi pendukungnya sehingga harus relevan dengan titik sentral tersebut.
    c.    Pengajar perlu diberi kebebasan seluas-luasnya berdasarkan prinsip filosofis peserta didik, untuk menciptakan strategi pembelajaran yang dipandang baik sepanjang mengarah pada tercapainya visi pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar yang tersedia dan dapat disediakan di tempatnya mengajar. Untuk ini, modal utama yang yang diperlukan pengajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang berbagai metode dan media pembelajaran yang diperoleh melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau yayasan pendidikan tempatnya bekerja. Penggunaan sumber belajar seluas-luasnya adalah konsep dasar yang lain dalam teknologi pendidikan.

    Kesalahan yang terdapat dalam jurnal ini, yaitu:
    1.      Kata penunjukan tempat harus dipisah, seperti: ditempat menjadi di tempat.
    2.      Penggunaan tanda titiuk dalam penulisan daftar pestaka, apabila penulisan nama di singkat maka diberi tanda titik baru koma.
    3.      Dalam penulisan harus konsisten dalam 1 aturan (pedoman).
    Keunggulan dalam jurnal ini, yaitu: Dalam pembahasan junal guru harus memahami karakteristik peserta didik dalam pembelajaran, memilih metode dan media yang sesuai.










    DAFTAR PUSTAKA
    Danim, Sudarman, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002
    Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar,Cet. VII, Jakarta: Bumi Aksara,2008
    Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
    Sagala, Saiful, Konsep dan Makna Pembelajaran,Cet.5, Bandung: Alfabeta, 2007
    Sumarno, Wiji, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzzmendia, 2006
    Usman, Moh., Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995
Sumber Lainnya http://sitiaisyahrahma.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar